Informasimu

Mengapa Game Upin & Ipin Universe Dihujat Habis-habisan?

Ketika sebuah game yang membawa nama sebesar Upin & Ipin diumumkan, harapan para penggemar dan gamer di Asia Tenggara seketika banyak. Bayangan petualangan open-world di Kampung Durian Runtuh yang ikonik, dibangun dengan teknologi Unreal Engine 5, terdengar seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

Namun, setelah dirilis pada Juli 2025, mimpi itu dengan cepat berubah menjadi mimpi buruk. Halaman game di platform Steam dibanjiri ulasan "Sangat Negatif", dan media sosial ramai dengan hujatan. Dari "Betul Betul Betul" menjadi "Kenapa Begini?", ada apa sebenarnya dengan game Upin & Ipin Universe?

Setelah menelusuri data dari Steam dan berbagai media kredibel, setidaknya ada empat masalah fundamental yang membuat game ini menjadi salah satu rilis paling kontroversial tahun ini.

Harga Sultan, Kualitas Pas-pasan

source: Youtube “ Les' Copaque Production Upin & Ipin Universe - Official Trailer [ENG/MALAY] ”

Ini adalah pukulan pertama dan yang paling telak bagi para pemain. Berbeda jauh dari perkiraan awal, game ini dibanderol dengan harga yang sangat premium. Di Steam, harganya Upin & Ipin Universe mencapai Rp 654.000, sementara di PlayStation sekitar Rp 579.000.

Dengan harga setara game kelas AAA dari studio internasional, ekspektasi pemain tentu sangat tinggi. Mereka mengharapkan konten puluhan jam, gameplay yang dalam, dan kualitas teknis yang mumpuni. Sayangnya, apa yang mereka dapatkan justru sangat jauh dari harapan. Hal ini mengarah langsung ke masalah kedua.

Gameplay yang Boring, dan Repetitif

Meskipun dijual sebagai game open-world adventure, banyak pemain merasa game ini lebih terasa seperti "simulator kerja serabutan". Tidak ada alur cerita utama yang kuat atau misi yang membangun keterikatan emosional.

Pemain hanya disuguhkan serangkaian tugas monoton yang terus berulang: memancing, menyiram tanaman, atau mengambil barang untuk warga kampung. Dunianya yang seharusnya hidup terasa kosong dan kurang interaktif.

Banyak Bug, Glitch, Visual, dan Performa Buruk

Jika gameplay sudah mengecewakan, kondisi teknis game ini memperparah keadaan. Banyak pemain melaporkan berbagai masalah yang seharusnya tidak ada pada game dengan harga premium, seperti:

  • Bug dan Glitch: Karakter yang tersangkut di tembok, objek yang melayang, hingga misi yang tidak bisa diselesaikan.
  • Performa Buruk: Penurunan frame rate (patah-patah) yang signifikan, bahkan pada PC dengan spesifikasi menengah ke atas.
  • Animasi Kaku: Gerakan karakter yang terasa tidak natural dan "janky", jauh dari kehalusan serial animasinya.

Kontroversi di Balik Layar

Di luar masalah produknya sendiri, muncul isu yang lebih serius. Beberapa laporan di media mengungkap adanya dugaan masalah internal di pihak developer, Streamline Studios. Isu ini mencakup tuduhan mengenai pesangon dan gaji karyawan yang belum terselesaikan.

Kontroversi ini menambah bahan bakar ke dalam api kekecewaan publik. Komunitas gamer tidak hanya merasa dikecewakan oleh produknya, tetapi juga prihatin dengan etika di balik proses pembuatannya.

Pelajaran Mahal dari Kampung Durian Runtuh

Upin & Ipin Universe adalah studi kasus tentang bagaimana sebuah nama besar (IP) tidak bisa menjadi jaminan kesuksesan. Kombinasi dari harga yang tidak realistis, kualitas produk yang rendah, dan kontroversi di balik layar menciptakan "badai sempurna" yang menghancurkan reputasi game ini saat diluncurkan. 

Bagi para gamer dan penggemar, ini adalah pelajaran yang mahal, dan bagi industri game di Asia Tenggara, ini adalah pengingat penting bahwa kualitas dan etika harus selalu menjadi yang utama.

Untuk berita menarik seputar teknologi, game, anime, pop kultur, dan hobby lainnya, kunjungi Informasimu.